Bismillah
Kemarin dulu, terserempak dengan video ini di youtube. Saya pun membukanya dan tanpa sedar sudah menjadi halwa telinga, meneman saya menggosok pakaian dari mula hingga selesai.
Wah, tak pernah saya dengar orang terangkan tentang syukur begini. Inilah yang saya cari selama ini.
Kalau ada masalah dalam hidup, orang akan pesan dan bagi nasihat "bersyukurlah" , "count your blessing" "Ada orang lebih teruk daripada kita"
Itu ayat-ayat yang biasa didengar, tapi rasanya tidak masuk ke dalam hati. Lagu nasyid "Syukur" dendangan raihan pun hanya setakat zikir pengingat, agar jangan lupa bersyukur pada Allah dan manusia.
Alhamdulillah, dipertemukan dengan video ini. Kalau kawan-kawan pembaca sempat, dengarkanlah, catitlah nota, hayatilah... semoga keindahan "bersyukur" yang sebenar dapat difahami dan dirasai.
Hamka berjaya membawa pendengar memahami "big picture" tentang permasalahan syukur. Saling berkait antara akidah (kepercayaan), ibadah (amalan), silah (hubungan), tidak mengurangkan, tidak pula mengabaikan antara satu dengan lainnya. Kalau satu aspek syukur itu diketepikan, maka keseluruhan hidup terasa tak tersusun, dilanda bencana, tak senang duduk, tak sedap rasa.
Sekali sahaja kita tidak bersyukur, ibadah kita terasa lomopng, bacaan kita terasa kosong, kepercayaan kita pada Allah tersakiti, dalam hidup sering rasa tidak puas, dengan yang lain berdengki, terlalu sedih dalam kecewa, maka sukarlah bersabar, memaafkan, dan melupakan, maka sukar pula terasa bahagia, hatinya sakit maka tubuhnya turut sakit... dan banyak lagi keburukan hasil daripada jiwa ketika ia tidak bersyukur.
Itulah yang Hamka cuba fahamkan pendengar ketika menyebut ayat Allah:
Andai kita rasa berterima kasih dengan apa yang ada, kita punya kekuatan untuk memperbaiki apa yang tidak dengan akal jelas, dan hati bersih.
Andai kita masih boleh melihat apa yang masih boleh disyukuri, nescaya yang kurang-kurang itu akan pudar, lama-lama menghilang.
Andai kita rasa beruntung dengan nikmat-nikmat yang sedikit. Berasa cukup apa adanya, maka hidup terasa lengkap, semuanya kelihatan sempurna. Makin bertambah atau berkurang tidak mengganggu jiwa kita. Setiap masa sama, tidaklah takabbur bila diberi nikmat, tidaklah sedih ditimpa musibat. Itulah rahsia beriman dengan kadar rezeki yang ditetapkan Tuhan yang kita gelarkan sebagai "takdir"
Andai kita tersakiti oleh insan, dengan berterima kasih atas kebaikan-kebaikannya yang masih ada, maka masih ada peluang untuk kasih sayang, dan kemaafan. Yang pedih akan bertukar simpati dan mendoakan.
Andai kita redha dengan ketentuan Tuhan pada hari ini, tiada ruang dalam hati untuk berdengki, malah nikmat orang lain itu dirai dan hati gembira melihatnya.
Andai masih tahu ada banyak pada diri yang boleh diuntung, sebesar manapun kesukaran, dan kesedihan, syukurmu itulah pengubat hati, penambah sabar. Orang yang tidak bersyukur tidak memiliki kekuatan itu.
Benarlah ayat Allah itu, yang bersyukur bertambahlah makmur, yang sebaliknya akan terasa neraka dunia sebelum neraka akhirat yang dibikinnya sendiri.
Saya cukup tertarik ketika Buya hamka menyebut tentang hubungan syukur dan sabar;
"Syukur dan sabar itu barat sayap burung. Jika patah satu tak bisa terbang. Kalau kapalterbang itu haris cepat-cepat mendarat, tidak selamat lagi di udara."
Saya tertanya-tanya sendirian, kesedihan melampau, dendam, kecewa, putus asa, dan tidak percaya diri yang saya alami selama ini adakah puncanya daripada tidak bersyukur? Sehingga dunia menjadi neraka awal buat diri, sehingga terasa tidak selamat lagi melayarkan bahtera kehidupan?
Saya letakkan formula syukur:
1)Meyakini sifat Rububiyyah Allah- Dialah pemberi dan Maha kuasa. Dialah Maha mencukupkan, Maha Pemelihara. Dia mentakdirkan yang terbaik buat hambanya.
2)Kembali pada jiwa hamba- Istighfar, rendah diri dengan Allah, Redha atas ketentuannya, taat perintahnya ketika disuruhnya bersabar, memaafkan, jangan putus asa.
3)Kenanglah nikmat yang masih ada-contoh jika kita ada kawan yang suka membuat kita terasa, kita peelu bersyukur jika dia masih solat, tak mencuri, tak berkhianat, tak ajak kita ke arah maksiat.
Ajaib sungguh syukur ini..
Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang bersykur. Aamin ya Rabb.
No comments:
Post a Comment